Sunday, September 6, 2015

Jika nyala api mengarah ke atas, mengapa gedung bertingkat terbakar ke bawah?

Ketika kita menyalakan sebatang korek, lalu mengubah posisinya ke berbagai arah, maka nyala api tersebut akan terus mengarah ke atas, tidak peduli dimana letak bahan bakarnya. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Kita tahu bahwa udara panas pasti bergerak ka atas. Sebuah nyala atau apa pun namanya, pastilah ditarik ke atas oleh arus udara panas yang mengarak ke atas. Maka, hanya itulah yang perlu kita ketahui mengapa nyala api mengarah keatas.
Akan tepati yang lebih menantang adalah, apakah yang disebut nyala? Apakah udara panas sendiri, yang berpendar karena panas?
Nyala adalah bagian dari ruang dimana tempat reaksi kimia sedang berlangasung. Pembakaran merupakan reaksi antara oksigen di udara dengan gas yang dapat menyala. Pertanyaan berikutnya adalah, bukankah benda padat dan benda cair juga menghasilkan nyala ketika terbakar? Terus pada kalimat tadi kenapa hanya reaksi oksigen dengan benda gas yang dapat menyalakan api?
            Kayu dan batu bara merupakan benda padat, dan mereka sugguh dapat terbakar. Bensin dan Minyak tanah merupakan benda cair dan mereka pun juga dapat terbakar. Akan tetapi tidak satupun antara mereka yang betul-betul terbakar sampai menjadi gas atau uap. Uap merekalah yang terbakar, karena hanya uap yang dapat bercampur cukup akrab dengan udara sampai bersenggolan, senggolan antara molekul-molekul bahan bakar dan molekul-molekul oksigen dalam udara.
            Molekul-molekul tidak dapat bereaksi, kecuali mereka dapat saling kontak langsung dengan yang lain. Gas oksigen dalam udara tidak dapat menembus bahan bakar padat dan cair, maka bahan bakar harus diuapkan dan dipertemukan dengan oksigen, itu sebabnya kita harus menyalakan api. Kita harus menjadikan bahan bakar cukup panas, paling tidak disalah satu bagian meskipun kecil, sehingga dapat menguap. Begitu uap mulai terbakar, panas akibat pembakaran dan reaksi pembakaran melepaskan panas, lalu menyebabkan penguapan berlanjut sehingga proses terus berlangsung sampai seluruh bahan bakar habis. (dengan pengandaian oksigen pun terus ada)
            Jenis bahan bakar yang berwujud uap, misalnya metana (yang didistribusikan lewat pipa) untuk kompor gas, tidak sulit bercampur dengan udara, maka bahan bakar tersebut hanya cukup dengan menyalakan bunga api. Gas propana dalam tabung untuk kompor dan gas butana dalam korek api disimpan dalam wujud zat cair dibawah tekanan. Akan tetapi ketika dibebaskan kedua gas ke udara maka dengan mudah bercampur dengan udara, sehingga untuk menyalakan api hanya dengan loncatan bunga api.
Ketika kita menyalakan lilin dengan korek api, api yang dihasilkan dari korek tersebut membuat lilin meleleh, lilin yang menjadi cair akan memanjat sumbu, sesuai prinsip pipa kapiler, dan setelah itu korek api menguapkannya sebagian. Baru setelah itu lilin dapat bercampur denga udara dan dapat menyala. Tampa sumbu yang dapat mengantarkan lilin ketempat yang banyak oksigen, batang lilin tidak akan mungkin dapat menyala.
              Tetapi, jika pada hakikatnya nyala api merupakan dua gas yang tidak kelihatan saling bereaksi, lalu bagaimana cara kita melihatnya?. Dalam kasus batang lilin, nyala api dapat dilihat, karena oksigen tidak dapat mengalir cukup cepat untuk bereaksi sempurna dengan seluruh lilin yang menguap dengan cepat. Maka sebagian lilin tetap tidak terbakar dalam wujud molekul-molekul karbon yang berukuran sangat kecil, kuning membara karena panas dan tersapu keatas oleh arus udara panas.
              Ketika kumpulan partikel karbon yang membara terbawa ke atas, oksigen menyambutnya dibagian tepi sebelah luar, membakar semua pertikel karbon yang berupah memjadi uap menjadi gas karbon dioksida yang tidak kelihatan. Oleh sebab itu kumpulan partikel membara semakin keatas semakin sedikit. Itu sebabnya nyala lilin meruncing ke arah ujung atasnya.
              Pada peristiwa kebakaran gedung-gedung bertingkat, arah nyala api akan terus ke atas. Akan tetapi bahan bakar yang terkandung dalam bangunan akan habis terbakar karena bereaksi dengan oksigen menjadi karbon dioksida dengan ditandai nyala api. Yang menyebabkan gedung hangus terbakar, dan arah pembakarannya mengarah ke bawah. Prinsipnya seperti batang lilin yang apabila terus menyala maka batang lilin akan semakin mengecil dan bahkan habis.


Silahkan kunjungi blog kami blogmubarok.blogspot.com untuk mencari beberapa artikel yang menarik, dan bagaimana fisika dan islam menjawab beberapa pertanyaan yang unik dan mengesankan...

No comments:

Post a Comment