ARTIKEL
OSCILLOSCOPE
Diusulkan oleh:
Husni Mubarok (14030184011) (2014)
Louis Andika (14030184026) (2014)
Virlinda Al Siska (14030184065) (2014)
Fatichatul Nurillah Lailaturidloh (14030184067) (2014)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2014
A.
Pengertian
Osiloskop adalah alat ukur yang mana dapat menunjukan
kepada kita “bentuk” dari sinyal listrik dengan menunjukan grafik dari tegangan
terhadap waktu pada layarnya. Itu seperti layaknya voltmeter dengan fungsi
kemampuan lebih, penampilan tegangan berubah terhadap waktu, sebuah graticule
setiap 1 cm grid membuat kita dapat melakukan pengukuran dari tegangan dan
waktu pada layar (screen).
B. Beberapa
fungsi osiloskop antara lain untuk:
1.Mengukur
besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
2.Mengukur
frekuensi sinyal yang berosilasi.
3.Mengecek
jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik.
4.Membedakan
arus AC dengan arus DC.
5.Mengetahui
noise pada sebuah rangkaian listrik.
C.
Bagian-bagian Oscilloscope
Osiloskop terdiri dari dua bagian yaitu Display dan Panel Control :
1.Display
Display menyerupai tampilan layar pada televisi. Display pada Oscilloscopeberfungsi sebagai tempat tampilan sinyal uji. Pada Display Oscilloscope terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak yang disebut dengan div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan.
Display menyerupai tampilan layar pada televisi. Display pada Oscilloscopeberfungsi sebagai tempat tampilan sinyal uji. Pada Display Oscilloscope terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak yang disebut dengan div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan.
2.Panel Control
Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar. Tombol-tombol pada panel osiloskop antara lain :
Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar. Tombol-tombol pada panel osiloskop antara lain :
· Focus : Digunakan untuk mengatur fokus
· Intensity : Untuk mengatur kecerahan garis yang
ditampilkan di layar
· Trace rotation : Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0
di layar
· Volt/div : Mengatur berapa nilai tegangan yang
diwakili oleh satu div di layar
· Time/div : Mengatur berapa nilai waktu yang diwakili
oleh satu div di layar
· Position : Untuk mengatur posisi normal sumbu X
(ketika sinyal masukannya nol)
· AC/DC : Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal
masukan osiloskop. Jika tombol pada posisi AC maka pada terminal masukan diberi
kapasitor kopling sehingga hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan.
Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC maka sinyal akan terukur dengan
komponen DC-nya dikutsertakan.
· Ground : Digunakan untuk melihat letak posisi ground
di layar.
· Channel 1/ 2 : Memilih saluran / kanal yang digunakan.
Pada umumnya osiloskop terdiri
dari dua kanal (Dual Trace) yang
bisa digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, misalnya kanal satu
dipasang untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal
keluaran.
Lebih rinci perhatikan gambar panel kontrol Oscilloscope Dual Trace berikut :
Lebih rinci perhatikan gambar panel kontrol Oscilloscope Dual Trace berikut :
Keterangan
gambar panel kontrol Osilokop Dual Trace diatas :
1.VERTICAL
INPUT : merupakan input terminal untuk
channel-A/saluran A.
2.AC-GND-DC :
Penghubung input vertikal untuk saluran
A.
Jika tombol pada posisi AC, sinyal
input yang mengandung komponen DC akan ditahan/di-blokir oleh
sebuah kapasitor.
·
Jika tombol pada posisi GND,
terminal input akan terbuka, input yang bersumber dari penguatan internal di
dalam Oscilloscope akan di-grounded.
·
Jika tombol pada posisi DC, input
terminal akan terhubung langsung dengan penguat yang ada di dalam Oscilloscope
dan seluruh sinyal input akan ditampilkan pada layar monitor.
3.MODE
·
CH-A : tampilan bentuk gelombang channel-A/saluran A.
·
CH-B : tampilan bentuk gelombang channel-B/saluran B.
· DUAL
: pada batas ukur (range) antara 0,5
sec/DIV – 1 msec (milli second)/DIV, kedua frekuensi dari kedua saluran (CH-A
dan CH-B) akan saling berpotongan pada frekuensi sekitar 200k Hz. Pada batas
ukur (range) antara 0,5 msec/DIV – 0,2 µ sec/DIV saklar jangkauan ukur kedua
saluran (channel/CH) dipakai bergantian.
·
ADD :
CH-A dan CH-B saling dijumlahkan. Dengan menekan tombol PULL INVERT akan
diperoleh SUB MODE.
4.VOLTS/DIV variabel untuk saluran
(channel)/CH-A
5.VOLTS/DIV pelemah vertikal (vertical
attenuator) untuk saluran
(channel)/CH-A.
·
Jika tombol “VARIABLE” diputar ke
kanan (searah jarum jam), pada layar monitor akan tergambar tergambar tegangan
per “DIV”. Pilihan per “DIV” tersedia dari 5 mV/DIV – 20V/DIV.
6.Pengatur
posisi vertikal
untuk saluran (channel)/CH-A.
7.Pengatur
posisi horisontal.
8.SWEEP
TIME/DIV.
9.SWEEP
TIME/DIV VARIABLE.
10. EXT.TRIG untuk men-trigger sinyal input dari
luar.
11. CAL untuk kalibrasi tegangan pada 0,5 V
p-p (peak to peak) atau tegangan dari puncak
ke puncak.
ke puncak.
12. COMP.TEST saklar untuk merubah fungsi Oscilloscope
sebagai penguji komponen
(component tester). Untuk menguji komponen, tombol SWEEP TIME/DIV di “set” pada posisi CH-B untuk mode X-Y. tombol AC-GND-DC pada posisi GND.
(component tester). Untuk menguji komponen, tombol SWEEP TIME/DIV di “set” pada posisi CH-B untuk mode X-Y. tombol AC-GND-DC pada posisi GND.
13. TRIGGERING
LEVEL.
14. LAMPU
INDIKATOR.
15. SLOPE (+), (-) penyesuai polaritas slope
(bentuk gelombang).
16. SYNC untuk mode pilihan posisi saklar
pada; AC, HF REJ, dan TV.
17. GND terminal ground/arde/tanah.
18. SOURCE penyesuai pemilihan sinyal
(syncronize signal selector). Jika tombol SOURCE pada posisi :
·
INT : sinyal dari channel A (CH-A)
dan channel B (CH-B) untuk keperluan pen-trigger-an/penyulutan saling
dijumlahkan,
·
CH-A : sinyal untuk pen-trigger-an
hanya berasal dari CH-A,
·
CH-B : sinyal untuk pen-trigger-an
hanya berasal dari CH-B,
·
AC : bentuk gelombang AC
akan sesuai dengan sumber sinyal AC itu sendiri,
·
EXT : sinyal yang masuk ke EXT TRIG
dibelokkan/dibengkokkan disesuaikan dengan sumber sinyal.
19. POWER
ON-OFF.
20. FOCUS digunakan untuk menghasilkan
tampilan bentuk gelombang yang optimal.
21. INTENSITY pengatur kecerahan tampilan bentuk
gelombang agar mudah dilihat.
22. TRACE
ROTATOR
digunakan utuk memposisikan tampilan garis pada layar agar tetap
berada pada posisi horisontal. Sebuah obeng dibutuhkan untuk memutar trace rotator ini.
berada pada posisi horisontal. Sebuah obeng dibutuhkan untuk memutar trace rotator ini.
23. CH-B
POSITION
tombol pengatur untuk penggunaaan CH-B/channel (saluran)
24. VOLTS/DIV pelemah vertikal untuk CH-B
25. VARIABLE.
26. VERTICAL
INPUT
input vertikal untuk CH-B.
27. AC-GND-DC untuk CH-B kegunaannya sama seperti
penjelasan yang terdapat pada
nomor 2.
nomor 2.
28. COMPONET
TEST
IN terminal untuk komponen yang akan diuji.
D.
Prosedur
Kerja
Langkah pertama yang
harus kita lakukan yaitu pengkalibrasian.
Setelah anda mengkoneksikan osiloskop ke jaringan listrik PLN dan
menyalakannya, maka yang harus anda amati pada layar monitor yang tampak di
layar adalah harus garis
lurus mendatar (jika tidak ada sinyal masukan).
Selanjutnya langkah kedua atur fokus, intensitas, kemiringan, x position,
dan y position. Dengan mengatur posisi tersebut kita nantinya bisa mengamati
hasil pengukuran dengan jelas dan akan memperoleh hasil pengukuran dengan
teliti.
Langkah ketiga gunakan
tegangan referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan
pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan
yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz.
Langkah
keempat tempelkan probe pada terminal tegangan acuan
maka pada layar monitor akan muncul tegangan persegi.
· Apabila yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div (satu kotak vertikal
mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke puncak
sebanyak dua kotak dan
untuk time/div 1 ms/div (satu
kotak horizontal mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu gelombang untuk satu
kotak.
· Apabila yang tampat pada layar belum tepat maka perlu
diatur pada potensio tengah di knob Volt/div dan time/div. Atau pada potensio
dengan label "var".
E.
Prinsip
Kerja Osiloskop
Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar
katoda. Dalam osiloskop terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar
katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Secara prinsip kerjanya ada dua
tipe osiloskop,yakni tipe analog (ART-analog real time oscilloscope) dan tipe
digital(DSO-digital storage osciloscope),masing-masing memiliki kelebihan dan
keterbatasan. Para insinyur, teknisi maupun praktisi yang bekerja di laboratorium
perlu mencermati karakter masing-masing agar dapat memilih dengan tepat
osiloskop mana yang sebaiknya digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang
berkaitan dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa atau diuji
kinerjanya.
a)Osiloskop Analog
Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan
seperti; harganya relatif lebih murah daripada osiloskop digital, sifatnya yang
realtime dan pengaturannya yang mudah dilakukan karena tidak ada tundaan antara
gelombang yang sedang dilihat dengan peragaan di layar, serta mampu meragakan
bentuk yang lebih baik seperti yang diharapkan untuk melihat
gelombang-gelombang yang kompleks,misalnya sinyal video di TV dan sinyal RF
yang dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah tidak dapat menangkap bagian
gelombang sebelum terjadinya event picu serta adanya kedipan (flicker) pada
layar untuk gelombang yang frekuensinya rendah(sekitar 10-20 Hz).
Penjelasan untuk skema prinsip kerja osiloskop analog:
1.Saat kita
menghubungkan probe (kabel penghubung yang ujungnya
diberi penjepit) ke sebuah rangkaian, sinyal tegangan mengalir dari probe
menuju ke pengaturan vertikal dari sebuah sistem osiloskop (Vertical System),
sebuah attenuator akan melemahkan sinyal
tegangan input sedangkan amplifier akan menguatkan sinyal
tegangan input. Pengaturan ini ditentukan oleh kita saat menggerakkan
kenop "Volt/Div" pada user interface Osiloskop.
2.Tegangan
yang keluar dari sistem vertikal lalu diteruskan menuju pelat defleksi
vertikal pada sebuah CRT (Catode Ray Tube), sinyal tegangan yang
dimasukkan ke pelat ini nantinya akan digunakan oleh CRT untuk menggerakkan
berkas-berkas elektron secara bidang vertikal saja (ke atas atau ke
bawah).
3.Sampai point ini
dapat disimpulkan bahwa sistem vertikal pada osiloskop analog
berfungsi untuk mengatur penampakan amplitudo dari sinyal yang
diamati.
4.Selanjutnya
sinyal masuk ke dalam pelat defleksi vertikal. Sinyal tegangan yang
teraplikasikan disini menyebabkan berkas-berkas elektron bergerak. Tegangan
positif mengakibatkan berkas elektron bergerak ke atas, sedangkan tegangan
negatif menyebabkan elektron terdorong ke bawah.
5.Sinyal yang
keluar dari vertical system tadi juga diarahkan ke trigger
system untuk memicu sweep generator dalam menciptakan apa yang
disebut dengan "Horizontal Sweep" yaitu pergerakan elektron
secara sweep - menyapu ke kiri dan ke kanan - dalam dimensi
horizontal atau dengan kata lain adalah sebuah ungkapan untuk aksi yang
menyebabkan elektron untuk bergerak sangat cepat menyeberangi layar dalam suatu
interval waktu tertentu. Pergerakan elektron yang sangat cepat (dapat mencapai
500,000 kali per detik) inilah yang menyebabkan elektron tampak seperti garis
pada layar (misalnya seperti daun kipas pada kipas angin yang tampak seperti
lingkaran saja saat berputar).
6.Pengaturan
berapa kali elektron bergerak menyebrangi layar inilah yang dapat kita anggap
sebagai pengaturan Periode/Frekuensi yang tampak pada layar, bentuk
konkretnya adalah saat kita menggerakkan kenop Time/Div pada Osiloskop.
7.Pengaturan
bidang vertikal dan horizontal secara bersama-sama akhirnya dapat
mempresentasikan sinyal tegangan yang diamati ke dalam bentuk grafik yang dapat
kita lihat pada layar CRT.
Tahapan Penyetaraan (Kalibrasi) Osiloskop Analog
1.Sesuaikan tegangan masukan sumber daya AC 220 yang ada di belakang
osiloskop sebelum kabel daya AC dimasukkan stop kontak PLN.
2.Nyalakan
osiloskop dengan menekan tombol power.
3.Set saluran
pada tombol CH1.
4.Set mode
pada Auto.
5.Atur intensitas, jangan terlalu terang pada tombol INTEN.
6.Atur posisi
berkas cahaya horizontal dan vertikal dengan mengatur tombol yang bernama
horizontal dan vertikal.
7.Set level
mode pada tengah-tengah (-) dan (+).
8.Set tombol
tegangan (volt/div) bertanda V pada 2 V, sesuaikan
dengan memperkirakan terhadap tegangan masukan.
9.Pasang probe pada salah satu saluran, (misal CH1)
dengan tombol pengalih AC/DCpada kedudukan AC.
10. Atur saklar/switch pada
pegangan probe dengan posisi pengali 1x.
11. Tempelkan
ujung probe pada titik kalibrasi.
12. Atur Time/Div pada
posisi 1 ms agar tampak kotak-kotak garis yang cukup jelas.
13. Setelah tahapan 11, osiloskop
siap digunakan untuk mengukur tegangan.
No comments:
Post a Comment