Entah kenapa seorang yang ber-background pendidikan kuliah di kampus
teknik negeri orang… mungkin ini salah satu doa yang Allah kabulkan ketika aku
masih di bangku SMA, yang mana pada saat itu ada keinginan yang terbesit dalam
hati tuk kuliah di kampus teknik terbaik Indonesia, yaitu Institut Teknologi
Bandung (ITB), akan tetapi hal tersebut tidak terwujud. Kampus yang berlogo
Dewa Ganesha ini menjadi incaran bagi setiap mahasiswa yang ingin menjadi engineer, selain itu mahasiswa yang
kuliah disini juga menjadi incaran cewek-cewek cantik dari kampus lain. Wkwkwkw….
Semenjak menyebarnya Virus Corona ke berbagai
negara menyebabkan semua sektor pemeriksaan diperketat, salah satunya di negeri
Formosa ini. Mulai dari Bandara, saat tiba di Taoyuan International Airport tanggal 11 Februari 2020 (hari selasa) sampai
di kampus NTUST selalu di cek temperatur tubuh. Gara-gara menyebarnya virus
ini, yang awalnya perkuliah dimulai tanggal 17 Februari diundur sampai tanggal
2 maret dan acara orientasi mahasiswa baru pun ditiadakan. Jika sesuai jadwal
awal, mulai tanggal 12-15 februari dilaksanakan orientasi dan registrasi ulang
serta pembuatan kartu bank untuk beasiswa, kemudian tanggal 17 mulai
perkuliahan secara efektif. Tapi kenyataanya berbeda, semua jadwal itu berubah
semenjak negara-negara diserang corona.
Dengan mundurnya waktu perkuliahan selama dua
minggu, itu menjadi kesempatan untuk bisa jalan-jalan dan beradaptasi dengan
baik di negeri yang muslimnya sedikit ini. Mulai dari belanja perlengkapan
tidur, mandi, nyuci dkk, jalan-jalan ke night
market, mencari masjid terdekat sampai funbike
ke toko alat perabotan rumah tangga yang jaraknya 16 KM dari dormitory. Berangkat jam 10 menggunakan U-Bike (sepeda yang disewakan oleh
pemerintah Taiwan) sampai di tempat jam 11.20 dan pulang ke asrama sampai jam
14.30. Perjalanan yang cukup melelahkan, tapi hal itu terbayar dengan
pengalaman dan pemandangan alam yang indah.
2 Maret 2020, adalah awal pertama kali perkuliahan
dimulai di kampus ini. seminggu sebelum itu beredar informasi bahwa warga
Taiwan yang terjangkit virus corona meningkat, sehingga beberapa tempat umum ditutup,
termasuk mushalla kampus dan juga kantin yang mejanya diberi sekat pembatas dari
mika (seperti di warnet) yang menyebabkan seseorang tidak bisa berbicara dengan
enjoy satu dengan yang lain. Semua
pintu masuk kampus di tutup kecuali dua gerbang utama. Setiap orang yang masuk
kampus diperiksa temperatur suhu tubuh dan diberi stiker bagi mahasiswa yang
dibawah suhu 38'C.
Sedangkan asramaku berada di dalam kampus, jadi ketika keluar asrama juga
diperiksa dan diberi stiker sebagai tanda bahwa kondisi tubuh sehat.
Dibandingkan dengan kampus lain, NTUST adalah
kampus yang tanggap dalam mencegah penyebaran virus corona, sedikit dibilang strict siihh. Tapi bagi saya pribadi itu
hal yang baik dan perlu dicontoh. Walaupun penjagaan ketak, perkuliahan tetap
berjalan dengan baik. Minggu pertama adalah minggu uji coba mata kuliah yang
akan diambil dalam satu semester ini, mengetahui silabus, karakter dosen, teman
yang ikut perkuliahan dan ruangan setiap mata kuliah yang akan diambil.
Mahasiswa bisa add and drop mata
kuliah sesuka mereka, jika merasa cocok dengan dosen dan lingkungan belajar,
mereka tetap add, jika tidak cocok
mereka tinggal drop di sistem online. Itu hal yang unik bagi saya,
karena di Indonesia, khususnya kampus saya ketika S1, tidak ada sistem
tersebut. Selain mata kuliah yang masuk ke sistem (SKS Terhitung), di kampus
Taiwan tech ini juga ada mata kuliah tambahan yang SKS-nya tidak dihitung, hal
ini sebagai pengetahuan tambahan bagi mahasiswa yang berminat, diantaranya mata
kuliah bahasa (Mandarin, Inggris, Jepang, Indonesia dan lain-lain).
NTUST (Taiwan
Tech), NTU (National Taiwan
University) dan NTNU (National Taiwan
Normal University) merupakan kampus besar di Taiwan yang memiliki kerjasama
yang sangat baik, setiap mahasiswa bisa mengambil mata kuliah di kampus lain
dengan syarat dan ketentuan yang sudah ditetapkan, sehingga banyak mahasiswa dari
NTUST mengambil mata kuliah di kampus NTU dan NTNU serta sebaliknya. Para
mahasiswa bisa berdiskusi secara leluasa dan mengenal satu dengan yang lain,
walaupun berbeda kampus tidak ada halangan untuk tidak mengenal, walaupun
sebagian ada yang individualis, mereka hanya mementingkan perkuliahannya saja
tanpa memperhatikan sosial sekitarnya. Hal tersebut terserah personal
masing-masing, efeknyapun juga kembali kepada mereka sendiri, itu semua adalah
pilihan.
Jika diibaratkan di Indonesia, Taiwan Tech
sama halnya seperti ITB (institut Teknologi Bandung), NTU sepadan dengan UI
(Universitas Indonesia) dan NTNU seperti UPI (Universitas Pendidikan Indonesia)
yang backgroudnya pendidikan. Kalau sesuai
nama kampus seharusnya aku masuk kampus NTNU, atau NTUE (National Taipei University of Education) akan tetapi fakta berkata
beda, NTUST lah yang menjadi takdirku dalam menempuh kuliah S2, kampus teknik
yang menjadi impian saat bangku SMA, yang InsyaAllah ini menjadi jalan terbaikku
dalam menimba ilmu, (Aamin Yaa Robbal Alamin). Bismillah….
Mantab hus lanjutkan . Best of you đź‘Ť
ReplyDeleteTerimakasih Al,,
DeleteSemangat kuliahnya yaa, cepet lulus dan segera lanjut S3 di luar negeri...
Semangatttt hus, dan terus berbagi kisah disana
ReplyDeleteterimakasih Ron, Siappp....
ReplyDeletesegera nyusul yaa