Apakah
dengan mengocok minuman berkarbonasi, bir, soda pop dan sejenisnya dapat
menyebabkan peningkatan tekanan didalamnya?
Lalu mengapa cairan yang menyegarkan
tersebut dapat menyemprotkan isinya keluar dengan deras, ketika kita membuka
botol yang baru dikocok?. Hal tersebut disebabkan karena pengocokan memudahkan
pengeluaran gas dari dalam cairan dan saking bersemangatnya untuk kabur, gas
dari botol yang baru dibuka ikut mengajak sebagian cairan yang terdekat dengan
mereka.
Ada dua pakar kimia bernama David W Deamer
dan Benjamin K Selinger di Australian National University di Canberra yang pada
tahun 1988 menjawab pertanyaan diatas, dengan cara yang sederhana. Yaitu dengan
mengukur tekanan gas dalam botol minuman soda sebelum dan sesudah membukanya.
Mereka menggunakan pengukur tekanan standar, tidak terlalu berbeda dari yang
biasa dipakai untuk mengukut tekanan ban, maka alat itu dapat disekrupkan
kemulut botol minuman soda.
Dan hasil yang diperoleh adalah jika botol
yang belum terbuka didiamkan dahulu tanpa gangguan dalam temperatur kamar
selama sehari, lalu kemudian dikocok, tekanan gas karbon dioksida dalam ruangan
diatas cairan (head space) tidak
mengalami perubahan.
Alasanya adalah karena tekanan gas hanya
ditentukan oleh tiga hal yaitu
temperatur, volume dan banyak karbon dioksida yang dapat dilarutkan dalam zat
cair pada temperatur dan volume termaksud (kelarutan gas dalam zat cair).
Begitu banyak gas karbon dioksida yang telah dimasukkan kedalam botol, sebagian
berada di ruang bebas antara cairan dan tutup botol, dan sebagian lagi terpaksa
larut dalam cairan. Ketika botol minuman soda yang belum dibuka cukup lama
berada dalam temperatur yang sama banyak, gas yang terlarut dalam cairan,
mengambil harga yang paling sesuai untuk
temperatur tersebut. Dalam kata lain sistem mencapai kesetimbangan (equilibrium). Kita tidak dapat mengubah
proporsi tersebut kecuali mengubah temperatur, volume botol dan atau menambah
atau mengurangi karbon dioksida didalamnya. Dalam hal ini volume tidak akan
mungkin berubah, sehingga volume selalu dianggap konstan.
Jadi, mengocok saja tidak dapat mengubah
tekanan yang berada didalam botol, karena langkah tersebut tidak menaikkan temperatur
dan juga tidak mengubah banyak gaya atau energi yang tersedia didalam botol.
Maka jangan percaya dengan perkataan orang bahwa membawa bir, soda dan minuman
berkarbonasi serta sejenisnya dari toko ke rumah dapat membuatnya meledak.
Sebaliknya, pastikan tidak ada botol yang diletakkan di dekat sumber panas,
karena temperatur dapat menaikkan tekanan gas yang berada didalamnya.
Mari kita berbicara lebih ilmiah tentang
penyebab letupan dan semburan yang terjadi ketika kita membuka botol yang baru
dikocok. Penyebabnya adalah bertambah banyaknya gas yang siap kabur, bukan
akibat pemanasan, melainkan akibat pelepasan mekanik sebagian karbon dioksida
yang terlarut dalan cairan ketika botol dibuka.
Berikut ini adalah proses semburan pada
minuman soda. Pertama, sekelompok molekul karbon dioksida terlarut masih
bingung dalam memutuskan apakan tetap berdiri sendiri atau bergabung dengan
teman-teman membentuk gelembung. Mereka memerlukan sesuatu untuk memicu pengelompokan,
bisa sebutir debu mikroskopis atau hanya ketidak teraturan disekitar wadah.
Titik-titik yang memicu pengelompokan ini disebut titik nukleasi , atau
masing-masing berfungsi sebagai pusat
pembentukan gelombang atau nukleus.
Begitu sekelompok kecil molekul karbon
dioksida cukup banyak untuk membentuk titik nukleasi dan membentuk awal
gelembung , makin banyak molekul karbon dioksida ini yang akan tertari untuk
menjadi gelembung, akibatnya gelembung bertambah banyak makin besar gelembung
makin mudah ia akan mendapatkan pengikut, maka pertumbuhannya makin pesat.
Ketika kita mengocok botol soda dalam
keadaan tertutup, kita membuat jutaan gelembung sangat kecil dari gas diruang
kosong (head space) yang kemudian terperangkap
dalam cairan. Dalam hal ini mereka membentuk jutaan titik nukleasi yang
memudahkan membentuk gelembung-gelembung. Apabila botol itu dibiarkan begitu
lama, maka gelembung-gelembung kecil yang baru terbentuk akan terserap kembali
dan situasi berangsur-angsur menjadi normal.
Kendatipun demikian, titik-titik nukleasi
baru dan gelembung-gelembung yang sudah terbentuk tidak menghilang dengan
begitu saja, mereka tetap ada pada botol. Ketika botol tersebut dikocok kembali,
maka terbentuklan gelembung-gelembung gas karbon dioksida yang siap kabur, hanya
menunggu orang sial yang kehausan untuk membukanya. Ketika itu terjadi, jutaan
gelembung kecil bebas untuk tumbuh, dan makin besar maka makin cepat pula
pertumbuhan meraka. Gas yang terbebaskan dalam volume cukup besar itu
berdesak-desakan sampai mengeluarkan bunyi letupan, sambil membawa sebagian
minuman cair bersama mereka.
Adapun cara yang paling baik untuk
menghindari letupan atau tumpahan minuman soda, bir dan sejenisnya yaitu dengan
menaruhnya di dalam lemari es, sekurang kurangnya dua puluh empat jam, karena
dalam kondisi temperatur rendah, gas yang terlarut dalam cairan lebih banyak, akibatnya
gas dalah head space lebih sedikit dan tekanan pun berkurang. Oleh sebab itu
semburan tidak ganas ketika botol dibuka dalam keadaan dingin.
Silahkan kunjungi blog
kami blogmubarok.blogspot.com
untuk mencari beberapa artikel yang menarik, dan bagaimana fisika dan islam
menjawab beberapa pertanyaan yang unik dan mengesankan...
No comments:
Post a Comment